MWB NGARES TRENGGALEK
Senin, 27 Februari 2012
Teka-teki silang
Filosofi TTS
Sebuah TTS tidak hanya merupakan sekumpulan pertanyaan teka-teki yang
dibukukan, tetapi memiliki makna. Tak sekedar sebagai hiburan, tetapi juga
mendidik kita untuk terus menambah wawasan dan mengasah kemampuan berpikir
cepat. Terlepas dari adanya anggapan bahwa mengisi TTS merupakan indikasi
kemalasan atau pun ada tujuan lain dari pembuatnya, TTS memiliki nilai
filosofis. Ada beberapa arti filosofis dalam TTS yang menurut pandangan saya
tidak berlebihan untuk diungkapkan. Pertama, bila diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, kotak-kotak berwarna hitam dan putih melambangkan bahwa
kehidupan kita juga tak lepas dari keadaan hitam putih, benar-salah,
baik-buruk. Kotak yang sama sekali dikosongkan (warna hitam) bisa diartikan
bahwa setiap keburukan tidak akan memiliki nilai yang lebih daripada kebaikan.
Kotak yang harus terisi merupakan gambaran bahwa hidup tak selalu sama,
kadang-kadang ada atau tiada sesuatu pun yang kita dapat. Panduan pertanyaan
untuk mengisi kotak-kotak putih menandakan usaha dan upaya untuk mengisi
kehidupan itu agar lebih bermakna.
Kedua, persilangan kata dan huruf yang saling berkaitan secara
vertikal dalam TTS menggambarkan kehidupan manusia yang membutuhkan hubungan
dengan kekuatan supra yang akan melindungi hidupnya. Kekuatan di atas segala
kekuatan makhluk, kekuatan penguasa kehidupan, Yang Maha Kuasa. Bila dikaji
dari pandangan spiritual, kotak-kotak dan kata-kata yang tersusun secara
vertikal melambangkan perintah dari atas ke bawah untuk menemukan pilihan
hidup, memaknai keterjalinan baik dan buruk, serta mencapai tujuan hidup dalam
keutuhan hakiki, yang digambarkan dengan seluruh kotak putih yang semuanya
terisi. Ibadah, doa dan pengharapan hanya kepada Sang Khalik. Selain itu, dapat
digambarkan bahwa dalam kehidupan manusia selalu ada yang berperan sebagai
penguasa atau berkuasa. Stratifikasi sosial merupakan hal yang tidak dapat
dihilangkan begitu saja. Ada penguasa ada yang dikuasai, ada yang di kelas
atas, ada yang kelas menengah dan kelas bawah, walaupun secara hakikat manusia
itu diciptakan sama. Namun, huruf yang di tengah atau di bawah pun bisa
merangkai kata sendiri. Ini menandakan bahwa keberhasilan bisa diperoleh siapa
saja, sekalipun dari kelas atas atau bawah.
Ketiga, secara horizontal, kotak dan kata pada TTS itu melambangkan
kehidupan sosial manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, saling
berkaitan dan saling memiliki keterhubungan antarindividu maupun antargenerasi.
Satu huruf dari satu kata bisa merangkaikan kata-kata yang berbeda. Ini
menggambarkan kehidupan yang dinamis, tidak ada selembar catatan hidup pun yang
bisa terhapuskan. Sejak awal sejarah kehidupan manusia, hidup terus bergulir melahirkan
berbagai generasi yang heterogen, multibangsa, multibudaya, multikeyakinan dan
multidinamika dalam menjalani kehidupan. Keterkaitan antarhuruf pada kata yang
berbeda juga dapat diartikan sebagai keharusan untuk menjalankan hubungan
sosial dengan baik, kesatuan untuk mencapai tujuan hidup bersama,
sehingga tercipta kehidupan yang tertib dan tentram.
Keempat, panduan pertanyaan dari sebuah TTS secara mendatar atau
menurun merupakan patokan dan petunjuk yang harus dibaca agar bisa mengisi
kotak-kotak putih yang kosong hingga benar-benar selesai. Hal ini menunjukkan
makna bahwa hidup harus memiliki pedoman. Melakukan berbagai upaya tentu harus
disertai landasan ilmu, landasan moral dan landasan keyakinan agar tujuan hidup
yang benar bisa tercapai dengan hasil yang optimal. Hidup tanpa pegangan moral,
tanpa pedoman iman akan terombang-ambing, sehingga sulit mencapai tujuan. Kalau
pun ada kotak yang tak terisi setelah kita baca panduan itu, itu menandakan
keterbatasan kita sebagai manusia. Tidak semua hal bisa dikuasai dengan
sempurna dengan kemampuan yang sama, yang penting kita sudah berusaha dengan
tidak menyalahi pedoman.
Kelima, seluruh rangkaian proses pengisian TTS merupakan gambaran
proses kehidupan manusia. Ada usaha, ada cobaan dan ujian, ada kesulitan dan
kemudahan, ada doa dan pengharapan, serta ada kemampuan (ilmu) yang harus
dimiliki, dikuasai dan diterapkan dalam mencapai tujuan hidup walaupun dalam
kenyataannya ada yang berhasil dan ada yang gagal. Semua merupakan proses
pembelajaran hidup.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Apa pun pendapat kita tentang sesuatu hal
yang terlihat “hanya sekedar” suatu saat bisa memberikan makna dan manfaat yang
besar karena sesuatu yang diciptakan pasti memiliki kegunaan. Jadikan TTS
sebagi penambah wawasan dan pengasah otak, tak sekedar pengisi waktu
luang. (Fajar Riza)
Langganan:
Postingan (Atom)